Allahu ghayatuna -> Allah tujuan kita (5)
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang
Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh
Saudara-saudariku se-iman dan se-Islam,
Sebagai lanjutan dari tayangan tentang
Allahu ghaayatunaa => Allah Tujuan kita >
berikut ini saya akan tayangkan uraian ringkas tentang ikhlas.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, kunci utama dari ikrar
"Allahu ghaayatunaa" adalah keikhlasan diri kita dan segala tindak tanduk kita
hanyalah untuk Allah Ta'ala.
Ketika Rasulullah SAW mengutus Mu'adz bin Jabal ra. ke Yaman untuk
berda'wah, Mu'adz berkata kepada beliau: "Ya Rasulullah, berilah saya nasehat".
Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Ikhlaskan agamamu, niscaya cukup bagimu amal yang sedikit."
Nasihat Rasulullah SAW di atas sungguh tepat, karena prinsip dasar
dalam setiap ibadah adalah ikhlas karena Allah semata. Ikhlas merupakan
landasan amal Islami yang benar. Karenanya, ia tidak dapat dilepaskan dari
da'wah sedikitpun.
Tanpa ikhlas, amal sebagus apapun tak akan ada artinya. Ikhlas dalam
da'wah maksudnya: hendaknya seorang da'i mengikhlaskan semua aktifitasnya
membina umat semata-mata Lillahi Ta'ala, bukan untuk yang lain. Jangan sampai
ia mengharapkan balasan duniawi seperti kemasyhuran, balasan harta, memiliki
pengaruh ataupun banyaknya pengikut. Allah Ta'ala berfirman:
"Maka barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaknya
ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
(Al-Kahfi 110)
Al-Qur'an dan Sunnah berulangkali menjelaskan pentingnya ikhlas dan
pengaruhnya terhadap diterima dan ditolaknya amal. Di antaranya, Allah Ta'ala
berfirman:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat."
(Al-Bayyinah 5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar