PENOLAKAN ATAS AGAMA YANG HAQ DAN NILAI-NILAI MORAL AL-QUR’AN
| ||||
Hadis yang menerangkan tanda-tanda Hari Akhir
memberikan kepada kita paparan rinci mengenai periode di mana tanda-tanda ini
akan muncul. Kita dapat memahami dari hadishadis Nabi Muhammad saw., bahwa tahap
pertama dari Akhir Zaman adalah sebuah periode yang tampaknya relijius, namun
justru merupakan periode yang hampir sepenuhnya menolak agama Allah dan
nilai-nilai moral al-Qur’an. Ia adalah suatu periode dimana di dalamnya telah
dengan jelas ditunjukkan bahwa ayat-ayat al-Qur’an diabaikan, penilaianpenilaian
yang non-Islami diberikan dengan memakai nama Allah, agama menjadi bahan
pertikaian, ibadah dilakukan untuk riya’, dan agama dipakai sebagai sarana untuk
mendapatkan laba semata. Inilah karakteristik masa ini di mana iman tidak
tergantung pada pengetahuan dan kajian namun pada taklid. Dalam masa ini, orang
yang dipanggil sebagai muslim jumlahnya mayoritas, sementara para ulama dan
orang-orang Islam yang sejati jumlahnya minoritas.
Berikut ini adalah tanda-tanda yang
diberitahukan oleh Nabi Muhammad saw. empat belas abad yang lalu, dan yang
sedang menjadi kenyataan pada abad di mana kita hidup sekarang ini:
Menurut al-Qur’an, pada Hari Akhir nanti Nabi
Muhammad saw. akan berkata bahwa umatnya akan meninggalkan al-Qur’an: “Ya
Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan
...” (Q.s. al-Furqan: 30). Juga diungkap dalam hadis-hadis bahwa, pada
waktu Akhir Zaman, hidayah al-Qur’an akan disepelekan dan orang-orang akan
menyimpang darinya.
Mendekati as-Sa‘ah (Hari Kiamat)
akan muncul suatu waktu di mana ilmu (agama) akan dicabut (lenyap) dan kebodohan
menyebar di mana-mana … (H.r. Bukhari)
Akan tiba suatu masa pada umatku, tatkala
tak ada yang tersisa dari al-Qur’an kecuali bentuk lahirnya, dan tak ada yang
tersisa dari Islam kecuali namanya dan mereka akan menyebut diri mereka dengan
nama ini walaupun mereka adalah orang-orang yang paling jauh
darinya. (Ibnu
Babuya, Tsawab al-A‘mal)
Sebuah perbandingan yang dibuat di dalam Surat Jumu’ah, ayat 5:
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka
tiada memikulnya (menerapkan sesuai dengan hukumnya) adalah seperti keledai yang
membawa kitab-kitab yang tebal ...” Tak ada keraguan bahwa ayat ini
merupakan sebuah peringatan bagi kaum muslimin, yang mengingatkan mereka agar
berhati-hati supaya tidak terperosok ke dalam kesalahan besar yang sama.
Al-Qur’an diturunkan sebagai kitab suci yang menjadi hidayah bagi manusia untuk
dikaji.
Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa, walaupun
faktanya al-Qur’an akan dibaca, namun ilmu dan hikmah yang terkandung di
dalamnya tidak akan dipikirkan dengan mendalam. Ini adalah satu tanda lain lagi
tentang waktu dari Akhir Zaman.
Akan tiba suatu masa pada umat ini tatkala orang-orang akan
membaca al-Qur’an, namun al-Qur’an itu tidak akan jauh — menuju kalbu mereka,
melainkan — sebatas (dari tenggorokan mereka). (H.r. Bukhari)
Rasulullah
saw. berbicara mengenai sesuatu dan bersabda: “Akan terjadi di
mana ilmu tidak ada lagi.” (Ziyad) bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana ilmu
akan lenyap padahal kami masih membaca al-Qur’an dan mengajarkan bacaannya
kepada anak-anak kami, dan anak-anak kami pun akan mengajarkannya kepada
anak-anak mereka hingga Hari Kebangkitan?” Beliau saw. bersabda: “Ziyad,
tidakkah orang-orang Yahudi dan Nasrani membaca Taurat dan Injil namun tidak
berbuat sesuai dengan apa yang terkandung di dalamnya?” (H.r. Ahmad, Ibnu Majah,
Tirmizi)
Sebuah tanda Akhir Zaman adalah sebagian orang Islam akan mengikuti
orang-orang Yahudi dan Nasrani yang melakukan bid‘ah dan meniru-niru mereka
dengan membabi buta.
Nabi Muhammad saw. bersabda,
“Sungguh, kalian akan mengikuti jejak-jejak, dari umat-umat sebelum kalian, sehasta demi sehasta, sedepa demi sedepa sehingga bila mereka memasuki lubang biawak pun, kalian juga akan mengikuti mereka,” Kami (para Sahabat) berkata, “Ya Rasulullah, apakah yang engkau maksud adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi?” (H.r. Bukhari)
Ayat 26 Surat al-An‘am berbicara tentang
orang-orang yang menjauhkan orang lain dari al-Qur’an. Kita dapat memahami dari
hadis-hadis ini bahwa akan ada cara berpikir korup yang merajalela sebelum
tibanya Hari Kiamat, dan bahwa sistem-sistem yang akan muncul tersebut jauh dari
kebenaran dan keadilan, yang hanya akan mengakibatkan perselisihan besar dan
menyeret orang-orang untuk menjauh dari jalan Allah.
Rasulullah saw. bersabda:
Sebelum Hari Kiamat akan ada huru hara bagaikan bagian-bagian dari suatu malam yang gelap gulita. (H.r. Abu Dawud)
Sebelum Hari Kiamat akan terjadi huru hara
bagaikan bagian-bagian malam yang kelam di mana seorang laki-laki pada pagi
harinya masih beriman dan pada sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya
masih beriman dan pagi harinya kafir. (H.r. Abu Dawud)
Akan menjadi sebuah tanda Hari Akhir yaitu
setelah Allah dengan lengkap mewahyukan di dalam al-Qur’an mana yang halal dan
mana yang haram, hukum-hukum dan perin-tah-perintah akan diperlakukan tidak ada
esensinya dari agama:
Akan tiba suatu saat di mana seorang
laki-laki tidak peduli lagi tentang bagaimana caranya dia memperoleh sesuatu,
entah itu dengan cara halal ataukah haram. (H.r. Bukhari)
Rasulullah saw. memberitahukan kepada kita bahwa pada Akhir Zaman
sebagian orang yang dianggap sebagai ulama sesungguhnya adalah pendusta bermuka
dua:
Serigala-serigala akan memberikan
petunjuk dan arahan pada Akhir Zaman. Hendaknya mereka yang menjumpai saat itu
berlindung kepada Allah dari kejahatan mereka. Mereka adalah seburuk-buruk
manusia. Kemunafikan akan merajalela, dan tak seorang pun yang merasa malu
dengannya dan perwujudannya. (H.r. Tirmizi, Nawadir al-Ushul)
Akan tampak pada masa akhir nanti
orang-orang yang akan memperoleh keuntungan duniawi dengan menggunakan agama.
(H.r. Tirmizi)
Rasulullah saw. bersabda, “Pada Akhir Zaman
akan muncul orang-orang yang tidak segan-segan menggunakan agama demi
tujuan-tujuan duniawi dan mengenakan shuf (pakaian dari bahan bulu domba)
di depan umum untuk memperlihatkan kesahajaan. Lidah mereka lebih manis daripada
gula, tetapi hati mereka adalah hati serigala.” (H.r. Tirmizi)
Orang-orang ini digambarkan sebagai tidak memperlihatkan rasa hormat
terhadap hukum-hukum Islam, dan tidak ragu-ragu menggunakan agama sebagai alat
untuk mendapatkan keuntungannya sendiri:
Pada Akhir Zaman di kalangan orang-orang
beriman, orang-orang, yang menghias masjid-masjid namun hati mereka sendiri
dibiarkan berada dalam puing-puing, yang tidak merawat agama mereka sebagaimana
halnya mereka begitu pedulinya terhadap pakaian mereka, yang mengabaikan
kewajiban-kewajiban agama mereka demi
kepentingan duniawi mereka, akan bertambah banyak jumlahnya.
(H.r. Bukhari dan Muslim)
Salah satu tanda sudah makin dekatnya Hari
Kiamat adalah manusia tahu bahwa Allah memerintahkan agar berbuat kebajikan dan
menjauhi kemungkaran, namun mereka tidak mematuhinya:
Hari Kiamat tidak akan tiba hingga yang
tersisa adalah orang-orang yang tidak menyadari kebaikan ataupun tak pernah
mencegah kemungkaran. (H.r. Ahmad)
Menjelang as-Sa‘ah (Hari Kiamat),
amal saleh makin sedikit. (H.r. Bukhari)
Dalam sebuah hadis diberitahukan bahwa salah satu tanda Hari Akhir
adalah bahwa orang-orang Islam sejati akan menjadi lemah dan berada di bawah
tekanan para pendosa:
As-Sa‘ah (Hari Kiamat) akan tiba manakala
suara suara ditinggikan di dalam masjid-masjid.
(H.r. Tirmizi)
As-Sa‘ah (Hari Kiamat) akan tiba manakala
para penguasa adalah penindas. (Al-Haytsami, Kitab
al-Fitan)
Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa, pada Akhir Zaman, akan ada sangat
sedikit orang yang dapat disebut sebagai orang-orang yang benar-benar beriman:
Akan datang suatu masa pada umatku di
mana ... masjid-masjid akan dipenuhi manusia namun kosong dari hidayah yang
benar. (Ibnu Babuya, Tsawab al-A‘mal)
Salah satu hadis menyebutkan bahwa kelak orang-orang yang benar-benar
murni keislamannya harus menyembunyikan keimanannya dan menjalankan ibadah
mereka secara sembunyi-sembunyi:
Akan datang suatu masa di mana orang-orang munafik akan hidup
secara diam-diam di tengahtengah kalian, dan orang-orang yang beriman akan
berusaha menjalankan agama mereka secara rahasia di tengah-tengah orang-orang
lainnya. (H.r. Bukhari
dan Muslim)
| ||||
| ||||
Dalam hadis yang
dikutip di bawah ini, diberitahukan bahwa salah satu tanda Hari Akhir adalah
bahwa masjid-masjid dan sekolah-sekolah Islam hanya akan dijadikan sebagai
tempat-tempat pertemuan umum:
Akan datang suatu masa di mana orang-orang
menjadikan masjid sebagai tempat pertemuan. (Diriwayatkan oleh Hasan r.a.)
Pada Akhir Zaman, akan muncul orang-orang yang membaca al-Qur’an
untuk memperoleh keuntungan daripada mengharapkan keridhaan Allah:
Siapa saja yang membaca al-Qur’an maka
mintalah (ganjarannya) kepada Allah. Karena pada saat-saat terakhir nanti akan
banyak orang yang membaca al-Qur’an dan meminta upah darinya kepada orang lain.
(H.r. Tirmizi)
Juga merupakan salah satu tanda bahwa al-Qur’an akan dibaca hanya
untuk hiburan, seperti lagu:
Manakala al-Qur’an dibaca seperti sedang
menyanyikan sebuah lagu, dan manakala seseorang dimuliakan karena membaca,
dengan demikian, walaupun dia bukan orang alim (berilmu)…
(Ath-Thabarani, Al-Kabir)
Sebagian orang yang dikenal sebagai orang-orang Islam akan memiliki
pemahaman yang menyimpang tentang takdir, sementara sebagian akan meyakini bahwa
bintang-bintang dapat memastikan pengetahuan tentang masa depan. Ini adalah
sebuah indikasi lain tentang Akhir Zaman:
Hari Kiamat akan tiba manakala
orang-orang percaya kepada bintang-bintang dan menolak al-Qadar (takdir Allah).
(Al-Haytsami, Kitab al-Fitan)
Walaupun Allah telah mengharamkan riba (mengambil bunga), namun hal
ini dipraktikkan dengan terang-terangan. Dalam salah satu hadis, hal ini
diberitahukan sebagai salah satu tanda:
Tak disangsikan, akan tiba suatu masa
pada manusia di mana tak seorang pun akan selamat dari riba. Apabila seseorang
dapat menghindarkan diri agar tak terlibat secara langsung, namun dia tidak akan
lolos dari asap-asap (akibat-akibat)nya … Akibatakibatnya ini bagaimanapun akan
mengenainya. (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.)
Salah satu di antara tanda-tanda Akhir Zaman
adalah perjalanan ibadah haji dilakukan untuk bertamasya, bisnis, riya, atau
mengemis.
Akan tiba suatu masa di mana orang-orang
kaya akan pergi haji untuk bertamasya, orang yang berpunya untuk kepentingan
bisnis, orang bijak untuk pamer dan orang miskin untuk mengemis.
(Diriwayatkan oleh Anas r.a.)
| ||||
| ||||
Jumat, 03 Februari 2012
PENOLAKAN ATAS AGAMA YANG HAQ DAN NILAI-NILAI MORAL AL-QUR’AN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar